By the time the 2007 almost ends...
Akhir tahun biasanya orang diajak untuk merenungi apa yang udah kita lakukan sepanjang tahun ini. Dan di awal tahun, kita juga diajak untuk membuat rencana dan resolusi yang bisa kita lakukan di tahun mendatang. Buat gw, this fenomena also happens to me. Maklum, biasanya gw nggak pernah kepikiran bikin solusi atau plan apapun menjelang awal tahun. biasanya, rencana atau solusi gw bikin kapan pun, bisa jadi awal tahun, tengah tahun, ketika nganggur, atau kalau lagi cari momen, after my birthday date ( i dunno, probably because i'm a pisces kinda girl- kata temen gw sih, org pisces layaknya seniman yang nggak kenal sm yang namanya momen, deadline, atau pun rencana. It just happens, ketika ilham atau apapun datang dan klik sama org pisces, maka terjadilah, huehehe...). But things happened to me along this year, goods and bads. Peristiwa remeh dan kecil, sampai krisis yang gw rasakan tahun ini kayaknya bikin gw bisa sedikit lebih merenung dan ikutan harus berbuat sesuatu dgn hidup gw. Gosh, i never though i could write such a thing. But like i said, it just happened.
Sore ini, Bogor ujan, gw lagi libur lebaran Idl Adha dan berlanjut cuti panjang menuju Natal. Biasanya gw panik dgn libur panjang karena bingung mau ngapain selama itu. I never had a problem with my status (meaning: alone - doesn't mean lonely yahh...). But still, gw suka kepikiran, hari ini gw ngapain kalau gw nggak ketemu anak-anak kantor atau berjibaku dgn kerjaan di kantor? atau kalau bukan untuk mengejar kereta Pakuan jam 8, buat apa gw bangun pagi banget hari ini? I know i shouldn't put my job as my life, and i'm not (even though when your life depens on it, how come your job isn't your life?).
Anyway, biasanya kalau lagi kebingungan tentang ngapain gw di saat libur, pikiran yang aneh pun keluar. Paling normal (buat gw) adalah mengingat kejadian-kejadian jaman dulu, sampai inget peristiwa yang nggak terlalu dulu, sampai merhati'in apa yang sedang terjadi di rumah. ( i know some of you who read this article, already started to think that i'm in the midlife crisis...yes, i think so, i admitt it) Apalagi tumpukan album foto biasanya jadi barang yang mencetuskan memori-memori itu. Tapiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii ini dia ajaibnya, this year i feel like i kinda move a little further. Gw dgn sendirinya nggak mau larut dalam memori itu. Tiba-tiba aja otak gw secara otomatis berhenti untuk terus terbawa dalam memori lama itu (emang nggak penting juga siy mengingat memori2 masa lalu ketika lu terbengong-bengong nggak tahu apa yg mau lu kerjakan di hari libur...sedikit bahaya malah, hehe). Otak gw lebih memilih untuk berpikir apa yang musti gw lakukan setelah gw libur, setelah tahun ini berlalu, di tahun depan. Dan pencetusnya bukan lagi tumpukan album foto mujadul, tapi amplop putih besar yang isinya laporan hasil EEG kepala gw kemaren.
...................................................................................................................................
Meanwhile,
Rabu, 19 Desember 2007.
Hari ini gw mau cek EEG atau yang biasanya dianjurkan dokter ketika syaraf lu sakit dan berhubungan dgn otak atau bagian kepala. Ahli syaraf gw (its kinda scary when i said "dokter syaraf", kayaknya gw org gila atau pasien psikiolog yang punya kelainan jiwa, but i cant find another 'better' term, so you can translate it anyway u want...) tidak (belum) menganjurkan gw untuk EEG. Tapi karena dia jelas-jelas menorehkan "ep. Atonia" (dgn tulisan cakar ayamnya itu) di buku catatan kesehatan gw, maka keluarga gw yang khawatir berat alias no clue at all jadi penasaran sendiri dam memutuskan utk cek sendiri aja deh (males nggak sih lo kalau pasien lo tuh sok tahu banget...hihihihi, sorry doc!). Maka jam 9.20 gw udah di RS Jakarta (my friend said that she has doubt about RS Jakarta, yeah whatever, but tq anyway) dan sudah register untuk EEG - which i dont even know what dan how the process of EEG is-.
So, waktu gw nunggu di ruang tunggu, entah apa yang gw rasain. Sedikit takut? bisa jadi. Tapi selama menunggu, gw nonton sinetron di layar TV di ruang tunggu. Sinetron itu judulnya "Si Jampang", ceritanya jagoan betawi model si Pitung yang genrenya komedi slapstik khas komedi Betawi. I dunno what i was thinking at that moment, tapi gw nonton sambil bibir gw setengah menganga dan gw ketawa lepas setiap kali adegan aktornya jatuh dari kuda atau si Jampang yang sedang menggoda cewek kecengannya (i know, it was stupid, rite?!).
Sampai akhirnya, suara suster yang sedikit mengambang (it was true, her voice didn't even crystal clear in my ears) manggil nama gw (yang aneh menurut editor gw)..."Nona Margie".
Gue masuk. Ruangannya nggak terlalu besar dan sebuah kursi malas (mirip di ruangan konseling psikolog) ditaruh di tengah dengan mesin penuh kabel di sisi kanannya. Dokter syaraf ada di balik meja berkomputer di ujung ruangan. Suster minta gw melepaskan kerudung untuk memasang kabel-kabel ngejelimet itu di seluruh bagian kepala gw. Tentu aja, gw membuka kerudung dgn gaya paling dramatis sedunia, bukan cuma tujuaanya mengesankan si dokter yang menatap lekat dr bali kacamatanya (yes, i saw it, doc) tapi untuk menyenangkan diri gw sendiri ( this was the first time i did EEG, so it must be special). My hair looked faboulos karena baru dikeramas malamnya. I did the hand moving yang menyibakkan rambut panjang gw dari belakang, and i know the doc was still staring at me. Setelah berbaring, si perawat mengoleskan gel khusus dan menempelkan ujung kabel ribet tadi yang bahannya sepertinya dari metal. Bagian daun telinga, my forehead, dan bagian kepala lainnya (i'm sure i looked very funny withall that tools, belum lagi rambut gw yang panjang terpaksa dijepit serampangan di beberapa bagiannya...sight!).
Posisi kursi semakin ditidurkan, sekarang kepala gw tegak lurus sama lampu di atas kepala gw yang efeknya sedikit banyak mirip di ruangan operasi. I think i started to feel uncomfortable. Pikiran-pikiran aneh mulai berkelibatan, apakah gw positif epilepsi, atau gw sehat sm sekali, atau even worse gw punya kelainan syaraf otak lainnya... Sampai suara dokter yang lembut bikin gw kembali siaga. "Coba kosongkan pikiran, mencoba relaks, nafas teratur, tutup mata. Ikuti aba-aba saya, tak perlu dijawab, ikuti saja, dan tenanglah". Then i tried to follow the instruction...
Lampu meredup, mata gw tertutup. gw diminta tarik nafas dalam-dalam dengan hitungannya. I was following tapi gw nggak bisa mengikuti hitungan suster. Setelah beberapa saat, dokter minta gw menatap lampu dan berusaha untuk nggak berkedip. Lampu tiba-tiba mati nyala, mata gw nggak kuat menahan kelipan lampu dan beberapa kali mengedip sampai akhirnya keluar setetes air mata. Dokter bilang supaya gw tutup mata lagi. Dan nggak lama, lampu mulai diterangkan, dan selesai sudah. Gw bangun dari duduk, merapihkan rambut dan pake kerudung lagi (this time,i didn't do it dramatically, i was too confuse, and my eyes were tired). Gw nunggu lagi di ruang tunggu tapi kali ini gw juga nggak merhatiin dgn sinetron (kayaknya si Jampang udh selesai deh). Gw lebih banyak mikir soal kenapa mata gw nggak kuat natap lampu, padahal dokter bilang untuk mengusahakan agar tidak mengedip. I was sure i was failed.
.................................................................................................................................
So, di luar jendela kamar gw, Bogor masih diguyur ujan. Ujan...bisa jadi hal sangat biasa, apalgi buat gw, orang Bogor. Tapi apa jadinya ujan buat orang di Darfur atau Ethiopia sana yah? Will they kiss the mother earth and sing the song for their God if rain falls on their land? Hmm, pasti pikiran ini terlintas gara-gara semalem gw baru nonton DVD The Inconvenient Truth karyanya Al Gore. Hehehe, lucu juga, tiba-tiba aja gw memikirkan hal besar seperti hujan di negeri yang dilanda kekeringan. Why is people soooo easy to forget the kindness of God? how can we forget about the big gift that we can get from things like earth and rain?! Okeyyyyyyyyyyy, i have to get back to my room, to my life!
Yesterday, tanggal 20 Desember, nyokap gw ulang tahun. Gw sama kakak gw udh nyiapin jam tangan buat kado. Watch is her wish. Pagi tanggal 20, kakak gw bareng sm suaminya dan anaknya-ponakan gw- dateng dgn kue, lilin, dan kado. I woke up late, karena malamnya gw nggak bisa tidur dan tubuh gw udh gak bisa diajak komproni untuk tidur kurang dr 8 jam. Setelah terkaget-kaget, gw langsung bangun, ponakan gw ketiduran, so my mom lied him down beside me on my bed. I jumped, grabed the camera, dan langsung foto-foto momen nyokap gw tiup lilin. I said hppy birhday to her dengan 'muka bantal', rambut kusut dan nafas org bangun tidur (and still my mom held me while ignored my breath, hehehe, she is a MOTHER). And the rest of the day, i gathered with my big family since it was Idl Adha. The day went well. Oh iya, malemnya, gw nonton DVD, judulnya Disturbia. It was great. The movie was good but it was Shia Leboef that made me thrill, wuehehehe, i love him!
Dan hari ini... i spent my time with reading The Clara Ng's novel (it's also part of my jobs: book's review). Until the afternoon, i started to write this blog, my bizzare thoughts about how i have to re-start my life in 2008!
First thing: I have to pay more attention to my health. Nggak cuma kenyataan emang begitu, tapi bahkan ramalah Friendster bilang dalam beberapa kali daily horoscope-nya kalau gw emang musti lbh perhatian sm kesehatan. Bahkan, hal-hal yang nggak penting, termasuk org-org yang nggak penting buat dipikirin, lbh baik dilupain aja dan lbh baik hemat tenaga dan konsentrasi buat sakit gw. Ok, i will do it!
Kedua: another FS horoscope said that: i spent too much time thinking about someone or relation that i dont even know wether it exists or not. Kayak dicolek, gw ngaku banget kalau gw disibukkan oleh seseorang yang sebenernya bukan siapa-siapa. We are in a relationship but not that kinda relationship yang bikin gw harus mikirin dia selalu atau kecewa pas dia nggak sms gw seharian. Nope, not at all. I'm not even sure it was love, even just to think about it, it's very confusing and tiring. Dan gw gak tahu kenapa, otak dan badan gw langsung setuju untuk memindahkan posisi org itu dari "important side" ke "not soo important side" dalam hidup gw. Susah? i think so, tapi hari ini entah kenapa gw yakin kalau gw -at least- bisa memulainya (and that hope was almost ruined ketika sms dia masuk...but this time, gw membalas sms-nya tanpa harapan apapun, it was simply just a reply, dan gw nggak mikirin dia lagi dalam sisa hari itu! See, i think i moved on a lil 'bit, rite?). I think i better prepare my self (heart) to someone else, yang jelas2 menginginkan sebuah hubungan dgn gw, dan gw mendapat timbal balik yang menguntungkan dr hubungan itu. Yes, that's it!
Ketiga: I have to do something else than my job at djakarta! djakarta! is important to me, tapi kegiatan lain yang juga penting akan sangat mengimbangi gw untuk nggak cuma memusatkan kegiatan di djakarta! Ajakan untuk gabung teater Prancis (nonton aja kok, mudah2an sih bahkan dapet role yang kecil aja) sudah datang dr Deka, my best friend. Sri, who also my best friend, juga selalu gak lupa update kabar tentang les melukis sampe ngajakin ikutan tur kantornya ke Jogjakarta untuk mengunjungi pelukis-pelukis di sana. It was a sign, gw musti punya kegiatan lain. Drawing (or probably painting) is one of my hobby and i do it well. So, les melukis ada di daftar 'TO DO' next year.
Keempat: my family! My mother, my sisters, my nephew, my niece, my brothers in law, and my big family. Nowadays, family became one of the most important thing in my life. I thank God for giving me this family and i cant imagine how i live without them. Off course, i still have a problem to relate with my Ambon's family, but step by step is also a move. So, by loving my family now and keeping in touch with my Ambon's family, i figure it as a step. Still, i dunno know how to do when i miss my father so much and my imagination about my lost brother. It probably another case that i have to solve but not in 2008...
Kelima: I have another perseption about God and my faith. I cant speak much here because it's so hard to do. It's so hard to explain how i miss God deeply, the way i pray and raise Him, how i respect and honour my religion. What i can say is..it's still in my blood, my vein, and in every breath i take. So, there's nothing to worry about.
Langkah selanjutnya adalah: ACTION! Pertama, semangat buat mengerjakan pekerjaan yang tertunda selama liburan ini supaya Rabu, 26 Des, ketika masuk, gw bisa langsung share kerjaan gw ke bagian grafis. Trus gw bisa telfon Vita, untuk datang ke kantornya, kembaliin baju WALHI yang gw pinjem dan pinginnya sih ngobrol banyak sm dia soal hasil UNCCCF di Bali. Trus gw juga punya waktu ke Greenpeace, kembaliin baju, dan bilang kalau gw udh siap jadi donor dengan menyumbangkan Rp 50.000 per bulan dari kartu kredit gw (www.greenpeace.co.id). Gue bisa jalan ke CCF dan jadi member bibliothèque di sana, dan sering datang ke acara budaya karena sekarang gw nggak perlu khawatir balik malem karena kakak gw udah punya kamar kost yang bagus banget (God does love me dgn memberi rezki yang banyak sm kakak gw, kan gw jadi kecipratan hehehe...). Bulan Januari juga gw akan bayar tagihan kartu kredit gw (3/4 nya lah) supaya utang wg berkurang dan gw bisa kredit langsung untuk Greenpeace. Besok, mungkin gw akan mengkriting bulu mata gw supaya lbh cantik dan muasin diri..mmm dan mungkin nunjukkin sama Deka, Sri, dan Sihol yang selalu punya komentar aneh tapi kocak. Trus Minggunya, gw ngaji Quran dan Hadits sm mubaligh dan keluarga gw (subuhnya niatan ngaji AL Ihya, pingin denger ceramahan ulama besarnya yang frontal, pedes, tapi bener...tapi ini baru niat karena bangun jam 4 merupakan tantangan besar gw. Hey,i just try to be honest with my self...inget kan, STEP BY STEP!).
Ada juga tantangan lain yang musti gw lakukan: kayaknya gw musti mengakui kalau gw ternyata bukan teman baik untuk temen deket yang selama ini gw pikir as my best friend. I cant even mention her name, i'm affraid i'm going to hurt her. Tapi, gw yakin kalau gw sm dia sm sekali nggak cocok. Dia orgnya ekspresif, ekstrovert, sementara gw introvert- bukan berarti gw pendiem, tapi kalau gw tanya apakah dia tahu bagaimana bokap gw meninggal, gimana reaksi gw ketika ditinggal bokap, peristiwa apa yang bikin gw menyesal seumur hidup dan gimana sih kehidupan cinta gw, dia pasti gak tahu apa2...beda ms hidup dia yang gw nyaris tahu semua, bahkan ketika dia bilang yang bukan sebenarnya, i knew she was lying). Dia selalu bertanya sm gw tapi dia juga nggak pernah ngederin atau mengubris jawaban gw. Dia selalu mencoba curhat sm gw (tq dear) tapi ujungnya it was one direction, gw yg selalu dengerin dia, dan gak ada komunikasi dua arah sm sekali. So, i think we just spend our time for nothing. Nggak ngerugiin sih tapi nggak ada untungnya juga. Trus apa yg bakal gw lakukan ketika tahu kalau dia bukan my best friend? Sorry honey, gw nggak bisa lagi nyediain waktu khusus buat lo, sekedar menunda kerjaan gw untuk mendengar keluh kesah lu tentang perut atau baju lo yang aneh, ibu lo yang selalu berantem sm lo, atau hubungan lo sm cowok2 yang nggak pernah lo ceritain sejujur-jujurnya sm gw. The point is, so what for? Buat apa gw nengok buat dengerin lo cerita? Buat apa kita makin dekat ketika lo bahkan nggak bisa mengerti kalau gw nggak bisa dibilang "tidak" di dalam sebuah diskusi? Buat apa kita usaha terus kalau lo nggak bisa sensitif ketika gw sakit? Buat apa kalau gw doang yg selalu ngerti'in kalau lo ekstrovert dan blak-blakkan kalau lo sendiri nggak pernah sekali pun mengerti kapan gw mau diganggu, ditanya ini-itu, atau bahkan sedikit menurunkan volume bicara lo karena gw lagi sensi bgt? Yang ada, lo terus berceloteh tentang alasan kenapa perut lo sakit karena ini PMS, tapi kemudian meralat ketika lo jadi makan banyak lagi2 karena PMS? Lo terus berceloteh tanpa merhatiin kalau dahi gw berkerut dan kebingungan mencerna omongan lo? Lo mencoba meyakinkan siapa? gw? I'm (supposed to be) your friend, you should not worry to say that "now i'm fat because i eat alot", bukan malah mencari-cari kalimat pembelaan dan pemakluman soal badan lo yang nggak sempurna dan makan lo yg kuat. I knew it already, so what? U're still my friend. Tapi teteup aja lo mengulang-ngulang hal yang sama. I think you dunno me, dan itu bikin lo nggak bisa ngerti gw dan nggak respect sm gw. But again, since i know u are like that, so i wont feel anything. I'm just gonna let it pass by..........
Yang terakhir (untuk saat ini): Gw harus bisa adil sm org lain dgn membuka diri dan kasih tahu org lain apa yg gw rasain dan apa yg gw mau. Kadang gw marah sm seseorang karena org itu udh nyinggung gw without he/she even know it. It wont be fair if someone say sorry without knowing their mistake, i shouldn't accept that sorry either. Jadi, kalau gw tersinggung gw musti bilang sm org itu kalau gw nggak suka dgn apa yg dia bilang/lakuin dan gw tersinggung. Terserah apa reaksi org itu nantinya, se-nggaknya gw udh nyampein sm org itu. So he/she knows it. Tapi yg satu ini susah banget, but i have to try! Wish me luck!
Masih bayak yang mau gw omongin di blog ini tapi mata dan badan gw lagi2 kasih tanda. Mata gw lah yg sekarang jadi penanda awal. I cant look at the monitor more than 4 hours...bisa bikin cape mata gw, ada sinar yang ketangkep mata gw, disampe-in ke otak gw dan serangan bisa terjadi. Gw musti menghindari itu, kalau gw serangan maka sel otak gw rusak lagi, dan lama-kelamaan bisa blo'on gw.
My mom knocked my room's door. She walked in dgn sepiring mie goreng dan telor ceplok yang dimasaknya sendiri. Its time to get rest, makan, dan gw bakal balik buat nulis blog lagi.
Ciao!
(7.45 PM)
Catatan lain:
How can i erase my relationship with a shadow who is willing to be my chaz? He always send me an email, a note or a FS message...It brights my day, but if i stick to keep him in my life, then i take one step behind when i already took two steps ahead. But, it's sooooo hard just to ignore him or even to erase him. Mudah-mudahan ini cuma sementara, gw akan fokus ke hal lain yang bisa lbh dulu gw perbaiki, then finnaly i will meet this point. First step is to change all the password (it's his name)...yes, it may be it. Wish me luck (again).
The rain stopped!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment